PURWAKARTA | Wakil Ketua DPRD Kabupaten Purwakarta Komisi II dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Hj Neng Supartini, M.M. melaksanakan reses dalam rangka menyerap aspirasi masyarakat desa Ciparung, Kecamatan Cibatu, Kabupaten Purwakarta, pada Selasa (15/3/2022).
Neng Supartini, yang akrab disapa Teh Neng itu melakukan kunjungan untuk mempererat tali silaturahmi hingga menjaring aspirasi konstituen masyarakat di wilayah dapilnya.
Terlihat mayoritas warga minta pemerintah lebih memperhatikan bidang pertanian di saat musim pandemi covid-19 seperti sekarang ini.
Di desa yang dikunjungi, menurut Teh Neng bahwa masyarakat kebanyakan para petani yang memerlukan peningkatan dalam segi pertanian.
"Pentingnya untuk mendukung segala fasilitas masyarakat dalam bertani. Hal ini, dalam rangka menambah laju roda perekonomian dan kesejahteraan warga kedepan. Saya akan mencoba berkomunikasi dengan dinas terkait untuk menyampaikan aspirasi warga tersebut," ucap Teh Neng.
Para petani meminta perhatian perihal pengairan, bibit dan juga pupuk. Aspirasi itu dilontarkan lantaran petani selama ini menilai kuota pupuk selalu berkurang dan kesulitan mendapat tambahan saat dibutuhkan begitu juga soal pengairan dan bibit yang berkualitas.
Dikatakan, dari hasil pertemuannya itu, petani sangat berharap ada perhatian dari pemerintah agar kondisi tersebut bisa berubah. Dengan adanya campur tangan pemerintah itu, maka nasib petani bisa menjadi lebih baik.
"Mereka minta ada perlindungan dari pemerintah. Dalam hal ini, ada kepastian hasil panen tani," kata politikus PKB yang gemar bersosial itu.
Selain itu, persoalan pemasaran hasil tani hingga bibit yang kurang berkualitas dipermasalahkan para petani.
Mereka (petani-red) berharap pemerintah bisa melakukan pengawasan terhadap distributor dan agen agar tidak terjadi kelangkaan pupuk bersubsidi di saat petani membutuhkannya. Bahkan, dari mulai Kartu Tani, pengairan hingga bibit berkualitas.
Dikatakan, kondisi petani akan semakin sulit saat petani terpaksa membeli pupuk non subsidi dengan harga mahal dan kurangnya pengairan.
Oleh karena itu, pemerintah juga diharapkan menambah alokasi pupuk bersubsidi agar tidak terjadi kelangkaan dan para petani tetap produktif.
“Untuk sementara, saya menyarankan agar petani menggunakan pupuk organik dari kotoran hewan karena sebagian besar petani juga beternak. Itu salah satu solusi atas mahalnya harga pupuk non subsidi dan untuk bibit nanti bisa diperbantukan," jelasnya.
Sementara untuk produk hasil taninya, Teh Neng menyarankan agar mereka melakukan pemasaran berbasis online yakni dengan mendorongnya ke marketplace."Dengan begitu, produk yang dihasilkan bisa dikenal luas. Pemerintah bisa melakukan pelatihan atau pendampingan mengenai teknis pemasaran berbasis online tersebut," ungkapnya.
Dan soal pengairan, Teh Neng akan mendorong agar pemerintah memberikan bantuan sumur pantek dari Dinas Pertanian Kabupaten Purwakarta. Dengan begitu petani tidak akan lagi merasa kekurangan air bila terjadi musim kemarau.
Semua masukan dan aspirasi yang tertampung akan dicatat dan dijadikan bahan masukan untuk disampaikan ke DPRD Provinsi, pungkasnya.